anyar

Sabtu, 21 November 2015

budidaya terong



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
            Kebutuhan pangan di Indonesia memang cukup besar, salah satunya adalah buah terung yang dikonsumsi sebagai sayur. Terung sudah cukup populer di Indonesia. Hampir semua kalangan dari berbagai daerah di Indonesia mengkonsumsi buah ini. Dari catatan sejarah, daerah/Negara sebagai asal tanaman terung terletak di Asia, yakni India dan Birma. Menurut penelitian, sejak ratusan tahun lalu, terung mulanya hanya tumbuh liar. Namun kemudian setelah diketahui rasanya enak dan bermanfaat terung kemudian dibudidayakan di daerah tersebut. Di Afrika juga ditemukan plasma nutfah (sumber genetik) tanaman terung. Salah satunya adalah engkol (solanum marcrocarpon). Jadi hakikatnya, tanaman terung merupakan tanaman asli daerah tropis.
            Daerah peneyebaran di berbagai wilayah di Indonesia, juga menyebabkan penyebutan nama yang berbeda-beda. Tanaman terung di daerah Sunda dan Madura dikenal dengan nama terong/cokrom. Sedangkan nama lain ialah encong atau terong (Jawa), trueng (Aceh), tiung (Lampung), roteng(Batak), turung Ambon), bodong-bodong (Makasar), antibu(Gorontalo) ,kaduwi (Bima/Sumabawa), tuung atau cuung(Bali), kaumenu(Timor), fofoki(Ternatete), papao atau turium (Irian Jaya). Sedangkan di Jepang, terung dikenal dengan nama nashubi, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama eggplant atau aubergin. Sedangkan nama ilmiahnya adalah Solamnum melongena.
            Namun ada tigal hal yang membuat budidaya terung kurang berkembang. Yakni :
1.      Benihnya masih banyak diimpor dari luar nengeri yang daya kecambahnya kurang  dan harganya mahal.
2.      Masih ada beberapa varietas yang kurang tahan panas.
3.      Semua varietas banyak diserang hama busuk buah
            Untuk mengatasinya penulis melakukan penelitian cara budidaya terung dan pengusahaan perawatan tanaman terung sehingga menjadi produk yang berkualitas tinggi.
            Sementara itu prospek pengembangan usaha tanaman terung bernilai tinggi, karena selain mempunyai nilai gizi yang tinggi juga mempunyai nilai yang tinggi pula. Tanaman terung juga dikenal sebagai tanaman yang banayak menghasilkan (money maker). Pengenbangan budidaya tanaman terung tentu saja dapat mendukung upaya petani dalam memperoleh hasil secara ekonomi yang memuaskan, pengembangan argo bisnis, peningkatan gizi masyarakat, perluasan tenaga kerja, serta peningkatan pendapata Negara dari pembatasan impor dan memacu pertumbuhan ekspor. Wilayah tropis di Indonesi merupakan keunggulan komperatif.


B.   Rumusan Masalah
 Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1.      Bagaimana cara membudidayakan terung?
2.      Apa saja manfaat dari buah terung.


C.   Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.      Tujuan umum
Dikatahui cara budidaya tanaman terung serta manfaatnya.
2.      Tujuan khusus
Cara mengatasi penyakit dan hama pada buah terung.


D.   Metode Penelitian
1.      Tenik Pengumpulan Data
Data dikumpulakn dari sumber- sumber berupa jurnal, majalah, buku, artikel ilmiah di inrternet, komunikasi pribadi dari sumber-sumbar lain yang relevan dengan topic yang di bahas. Pada tahap ini data, fakta  dan informasi dicari dan diidentifikasi. Data diseleksi yang sesuai dengan topic karya tulis dan dipisahkan dengan yang tidak sesuai. Data yang sesuai dengan topic karya tulis dipisahkan berdasrakan sub-sub judul dalam keranga.
2.      Teknik Pengolah Data
Data, fakta atau nformasi yang diperoleh kemudian diolah dengan cara tabulasi untuk data kuantitatif dan untuk informasi kualitatif dianalisis dengan analisis deskriptif dalam bentuk teks. Data yang telah diolah kemudian ditafsirkan dengan menggunakan metode analisis isi.
3.      Teknik Analisis dan Sintetis
Analisis dilakukan dengan cara membandingkan intisari-intisari sumber bacaan sebagai hasil pengolahan dan penafsiran data, fakta atau informasi. Pada taap ini, dibandingkan pula antara data yang tersedia dengan teori-teori yang relevan. Berdasarkan perbandingan tersebut, maka diungkapkan permasalahan-permasalahan,  kelemahan-kelemahan, kelebihan-kelebihan, atau manfaat-manfaatnya. Permasalahan yang ditemukan itu kemudian di cari alternatif pemecahannya. Pemecahan  masalah dilakukan dengan cara-cara yang telah ada. Berdasarkan hasil perbandingan itukemudian diangkat pemecahan masalah yang merupakan kombinasi dari cara pemecahan masalah yang telah ada. Disisni saya juga mengemukakan argumentasi untuk mendukung alternatif pemecahan masalah yang saya ungkapakan.
4.      Teknik Penarikan Simpulan
Simpulan dibuat dengan menggunakan pola pikir yang induktif , yaitu menarik simpulan dari proposisi-proposisi yang khusus yang digeneralisasikan. Saran atau rekomendasi dibuat berdasarkan hasil simpulan.


E.    Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan simpulan kepada:
1.      Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah dan meningkatkan wawasan dan kemampuan peneliti serta penerapan pengetahuan serta cara budidaya dan manfaat terung.
2.        Bagi Peneliti lain
Hasil peneliti in dapat dijadikan sebagai bahan refrensi untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.
3.      Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini dapat menambah hasih penelitian khusunya penelitian tentang cara budidaya terung dan memberikan informasi bahwa buah terung tidak hanya enak dikonsumsi tetapi juga kaya akan manfaat.
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN


A. Budidaya terung
1. Syarat tumbuh tanaman terung
 Tanaman terung tumbuh hampir di setiap jenis tanah dengan kisaran pH 5-6. Tanaman ini memerlukan air yang cukup untuk menopang pertumbuhannya. Ketinggian tempat yang dapat ditanami tanaman terung C.°-25°antara 1-1200 mdpl dengan suhu optimal 18
2.      Persiapan teknis budidaya terung
Derajat keasaman tanah (pH) perlu diukur untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pemberian kapur pertanian berfungsi untuk menetralkan pH tanah (pH 7) atau setidaknya mendekati netral.  Pengukuran bisa dilakukan dengan kertas lakmus, PH meter, atau cairan PH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan dengan cara zigzag
3.      Persiapan lahan
Persiapan  lahan  meliputi  pembajakan dan penggaruan tanah, Pembuatan bedengan kasar dengan  lebar 110-120 cm, tinggi 40-70 cm dan lebar parit 50-70 cm, pemberian kapur pertanian sebanyak 200 kg/rol mulsa PHP (Plastik Hitam Perak) untuk tanah dengan pH di bawah 6,5, pemberian pupuk kandang yang sudah difermentasi sebanyak 20 ton/ha dan pupuk NPK 15-15-15 sebany            qak 150 kg/rol mulsa PHP, kemudian dilakukan pengadukan/pencacakan bedengan agar pupuk yang sudah diberikan bercampur dengan tanah, persiapan selanjutnya pemasangan mulsa PHP, pembuatan lubang tanam dengan  jarak tanam ideal untuk musim kemarau 60 cm x 60 cm sedangkan untuk musim penghujan bisa diperlebar 70 cm x 60 cm dan kemudian dilakukan pemasangan ajir.
4.      Persiapan pembibitan dan penanaman
Pada persiapan pembibitan dibutuhkan rumah atau sungkup pembibitan untuk melindungi bibit yang masih muda. Kemudian menyediakan media semai dengan komposisi 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, dan 150 g NPK halus. Media campuran dimasukkan ke dalam polibag semai. kemudian benih disemaikan pada polibag. Untuk mempercepat perkecambahan benih p          ermukaan media ditutup dengan kain goni (bisa juga menggunakan mulsa PHP) dan dijaga dalam keadaan lembab.
Pembukaan penutup permukaan media semai dilakukan apabila benih sudah berkecambah, baru kemudian benih disungkup menggunakan plastik transparan. Pembukaan sungkup dimulai pada jam 07.00 - 09.00, dan dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang tanam sungkup harus dibuka secara penuh untuk penguatan tanaman. Penyiraman jangan terlalu basah dan dilakukan setiap pagi.  Penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif simoksanil dan insektisida berbahan aktif imidakloprid pada umur 15 hss (hari setelah semai) dengan dosis ½ dari dosis terendah. Bibit yang sudah memiliki 4 helai daun sejati siap untuk pindah tanam ke lahan
5.      Penyulaman
Penyulaman dilakukan sampai dengan umur tanaman 2 minggu. Tanaman yang sudah terlalu tua apabila masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam. Dan akan berpengaruh terhadap pengendalian hama penyakit.

6.      Perempelan dan pengikatan tanaman
Perempelan tunas samping pada tanaman terong dilakukan sampai dengan pembentukan cabang, baik pada cabang utama, cabang kedua, ketiga dan seterusnya di atas cabang utama. Jadi di atas cabang utama, cabang yang dipelihara adalah cabang-cabang produktif, dimana cabang-cabang produktif ini selalu diikuti dengan munculnya bunga. Perempelan tunas samping dilakukan pada semua tunas yang keluar di ketiak daun, baik di bawah cabang utama maupun di bawah cabang-cabang produktif. Perempelan tunas di bawah cabang utama bertujuan untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman agar tanaman tumbuh kekar, disamping itu juga menjaga kelembaban pada saat tanaman sudah dewasa, sedangkan perempelan tunas dibawah cabang-cabang produktif bertujuan untuk menjaga kelembaban tanaman dan mengoptimalkan produksi.
Perempelan daun di bawah cabang utama dilakukan pada saat tajuk tanaman telah menutupi seluruh daun bagian bawah, pada saat ini daun sudah tidak berfungsi secara optimal, justru sangat disenangi  hama dan penyakit tanaman. Perempelan pada daun juga dilakukan bagi daun tua/terserang penyakit.
7.      Sanitasi lahan dan pengairan
Sanitasi lahan pada budidaya terong meliputi : pengendalian gulma atau rumput, pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak muncul genangan, perempelan daun dan pencabutan tanaman yang terserang hama penyakit.
Pengairan diberikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban seminggu sekali jika tidak turun hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya 1/3 dari tinggi bedengan.
8.      Pemupukan susulan
Pupuk yang digunakan pada pemupukan susulan meliputi pupuk akar dan pupuk daun. Pupuk akar diberikan dengan cara pengocoran yaitu saat tanaman berumur 15 hst dan 30 hst berikan 3kg NPK 15-15-15 kemudian larutkan dalam 200lt air, larutan ini dapat digunakan untuk 1000 tanaman dan masing-masing  tanaman diberikan 200ml. Pada umur 45 hst dosisnya 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman dan masing-masing  tanaman diberikan 200ml. Sedangkan pada umur 60 hst dan 75 hst, dosisnya 5kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman dan tiap tanaman 200ml.
Pupuk daun dengan kandungan Nitrogen tinggi diberikan pada umur 14 hst dan 21 hst. Sedangkan kandungan Phospat, Kalium dan mikro tinggi diberikan umur 30 hst dan 60 hst.
9.      Penyakit  pada tanaman terung
a.       Rebah Semai
Rebah semai biasa menyerang tanaman terong pada fase pembibitan. Cara pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dengan dosis ½ dari dosis terendah yang tertera pada kemasan.

b.         Layu bakteri
Penyakit ini sering menggagalkan tanaman, Serangannya disebabkan oleh bakteri. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman yang terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan secara kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin dengan dosis sesuai pada kemasan.

c.       Layu fusarium
Gejala yang ditimbulkan oleh layu fusarium hampir sama dengan  layu bakteri, yang membedakan hanyalah penyebabnya. Layu fusarium disebabkan oleh serangan jamur. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman yang terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan secara kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida dengan dosis sesuai pada kemasan.

d.      Busuk Phytoptora
Busuk phytopthora menyerang semua bagian tanaman. Batang yang terserang ditandai dengan bercak coklat kehitaman dan kebasah-basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman layu. Daun terong yang terserang seperti tersiram air panas. Sedangan serangan pada buah ditandai dengan bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah metalaksil, propamokarb hidroklorida, simoksanil, atau dimetomorf dan fungisida kontak berbahan aktif tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram.

e.       Bercak daun
Penyakit ini disebabkan oleh serangan bakteri, berkembang pesat terutama pada musim hujan. Serangan ditandai dengan adanya bercak putih dan bersudut karena dibatasi tulang daun. Kemudian bercak berubah menjadi cokelat kelabu serta bagian bawah daun mengeluarkan cairan, akhirnya daun mengering. Pengendaliannya menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin, atau dari golongan anorganik seperti tembaga. Dosis sesuai pada kemasan.

f.       Antraknosa
Antraknosa sering juga diistilahkan dengan nama patek. Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman yang ditandai dengan adanya bercak agak bulat berwarna cokelat muda, lalu berubah menjadi cokelat tua sampai kehitaman. Semakin lama bercak melebar dan menyatu akhirnya daun mengering. Gejala lain adalah bercak bulat memanjang berwarna kuning atau cokelat. Buah yang terserang akan nampak bercak agak bulat dan berlekuk berwarna cokelat tua, disini cendawan akan membentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.

10.  Hama pada tanaman terung
a.       Ulat tanah
Hama jenis ini menyerang tanaman pada malam hari, sedangkan pada siang harinya bersembunyi di dalam tanah atau di balik mulsa PHP. Ulat tanah menyerang batang tanaman yang masih muda dengan cara memotongnya, sehingga sering dinamakan juga ulat pemotong. Cara pengendaliannya adalah dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam

b.      Ulat grayak
Ulat grayak menyerang daun tanaman bersama-sama dalam jumlah yang sangat banyak, ulat ini biasanya menyerang di malam hari. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

c.       Ulat buah
Ulat menyerang terong dengan cara mengebor buah sambil memakannya. Buah yang terserang akhirnya berlubang. Pengendaliannya dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

d.      Kutu daun
Kutu daun mengisap cairan tanaman terutama pada daun yang masih muda, kotoran dari kutu ini berasa manis sehingga menggundang semut. Daun yang terserang mengalami klorosis (kuning), menggulung dan mengeriting, akhirnya tanaman menjadi kerdil. Pengendaliannya dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, imidakloprid, tiametoksam, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

e.       Kutu kebul
Hama ini berwarna putih, bersayap dan tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak. Pengendalian hama ini dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

f.       Kumbang kuning
Tanaman terong menjadi inang dari kumbang ini, kumbang berwarna kuning dengan seluruh tubuh diselimuti seperti duri. Pengendaliannya dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan

g.      Lalat buah
Lalat buah menyerang buah terong dengan cara menyuntikkan telurnya ke dalam buah, kemudian telur berubah menjadi larva, telur-telur inilah yang akhirnya menggerogoti buah terong sehingga buah menjadi busuk. Pengendalian lalat buah dapat menggunakan perangkap lalat (sexpheromone), caranya : metil eugenol dimasukkan pada botol aqua yang diikatkan pada bambu dengan posisi horisontal, atau dapat pula menggunakan buah-buahan yang aromanya disukai lalat (misal nangka, timun) kemudian dicampur insektisida berbahan aktif metomil.  Selain itu juga dapat dilakukan penyemprotan menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.






11. Panen dan Pasca Panen
a.      Panen
Panen adalah upaya untuk memisahkan bagian tanaman yang memiliki nilai ekonomi dari tanaman induknya.
Waktu panen sangat ditentukan oleh:
Ø  Jenis / varietas tanaman terong
Ø  Hari tanam / hari berbunga
Ø  Kondisi lingkungan selama musim tanam.
Adapun cara panen dilakukan secara manual yaitu dengan memotong tangkai buah dengan pisau atau gunting. Cara panen ini merupakan metode yang terbaik bila dipandang dari sudut kualitas buah, karna:
-          Hanya buah yang memenuhi kriteria panen yang boleh dipetik,
-          Penanganan buah dapat lebih terkendali karna buah ditngani satu per satu mulai dari pemetikan sampai dimasukkan dalam keranjang penampungan.
b.      Pasca panen
Tanaman terong merupakan sayuran yang bersifat tidak tahan lama, cepat rusak dancepat busuk. Oleh karna itu buah terong yang selesai dipanen harus ada perlakuan atau penanganan lepas panen agar buah terong tetap dalam keadaan segar dan baik.
Dalam penanganan lepas panen ada beberapa hal yang harus dikerjakan diantaranya adalah sebagai berikut:
1.       Sortasi
Sortasi adalah melakukan pemisahan buah, antara buah yang termasuk kualitas baik dan kualitas kurang baik. Karna semua terong yang telah dipanen tidak semua layak untuk dipanen.
2.       Grading
Grading adalah pemisahan buah yang didasari oleh kriteria-kriteria diantaranya adalah besar kecilnya buah, panjang, bentuk warna, bentuk warna dan kesegaran buah.
3.       Pembersihan
Pembersihan buah dalam penanganan lepas panen merupakan kegiatan yang harus dilakukan, karna pembersihan adalah salah satu usaha untuk menghindari adanya kontaminasi bahan-bahan kimia yang menempel pada buah tersebut.
4.       Pengemasan
Pengemasan salah satu cara untuk mengawetkan dan melindungi buah terong tersebut dari kebusukan dan kerusakan akibat dari pengankutan.

5.       Pengankutan
Pengankutan tanaman terong biasanya menggunakan alat pengankutan. Pengankutan biasa digunakan adalah kendaraan yang mampu membawa terong dengan kecepatan yang tinggi,  hal ini untuk menghindari penurunan mutu buah akibat dari penundaan yang lama.
6.       Pemasaran
Pemasaran hasil merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dari kegiatang dari kegiatan bercocok tanam terong. Karna kegiatan ini menentukan keberhasilan atau tidaknya bercocok tanam.








B. Manfaat terung
1. Sumber vitamin
Terong mengandung Vit B, termasuk Vit B1, B3 dan B6 yang membantu tubuh anda mengubah karbohidrat menjadi energi yang dapat membantu menghancurkan lemak dan protein.

2. Mengurangi resiko serangan jantung
Serat yang terkandung dalam terung mampu mengurangi resiko terserang penyakit jantung. Selain itu, kandungan beta karoten dan antioksidan juga  merupakan kandungan yang mampu mencegah serangan jantung secara tiba-tiba.

3.Mencegah Aterosklerosis
Menurut salah satu ilmuan yang melakukan percobaan pada kelinci, bahwa kelinci yang diberi terung secara terus menerus terbukti dapat menurunkan lemak pada pembuluh arteri mereka sehingga dapat terhindar dari resiko Aterosklerosis.

4.Menurunkan Hipertensi
Terung memiliki kadar atu jumlah kalium yang cukup tinggi yaitu sekitar 217mg/100gram.kandungan kalium yang cukup tinggi ini efektif mencegah hipertensi.

5.Penurun Kolesterol
Terung membantu membatasi kandungan lemak dan kolesterol pada tubuh serta menjaga gula darah agar tetap normal.

6.Mencegah Diabetes
Ekstra terung dapat menghambat enzim yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2 dengan mengontrol penyerapan glukosa da menurunkan tekanan darah yang dapat menyebabkan Diabetes.





















BAB IV
PENUTUP KESIMPULAN

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang budidaya dan manfaat terung dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.      Tanaman terung dapat tumbuh disetiap jenis tanah dengan ketinggian tempat 1-1200mbpl dengan suhu optimal C°-25°18 dan derajat keasaman (Ph) 5-6.
2.      Lahan yang akan ditanami perlu dipersiapkan dengan pembajakan dan pengairan dan penggaruan serta pembuatan bedengan kasar  dan pemberian kapur pertanian untuk penyesuaian Ph tanah. Selajutnya pemasangan mulsa PHP dan pembuatan lubang tanaman.
3.      Persiapan pembibitan membutuhkan media semai yang dimasukkan dalam polibag untuk mempecepat perkecambahan benih, permukaan benih ditutup dengan mulsa PHP. Setelah berkecamabah, benih disungkup menggunakan plastic transparan. Benih perlu disemprot dengan fungisida berbahan aktiv inidakloprid pada umur 15 hss.bibit yang sudah memiliki  4 daun siap dipindah kelahan.
4.      Penyulaman dilakukan samapai dengan umur tanaman 2 minggu. Perempelan unas dilakukan sampai dengan pembentukan cabang. Cabang yang dipelihara adalah cabang produktif.
5.      Sanitasi lahan meliputi pengendalian rumput dan air. Pengairan dilakukan seminggu sekali. Pemupukan meliputi pupuk akar dan pupuk daun.pupuk akar dilakukan pada umur 15,30,45,60 dan 75 hst. Pupuk daun dengan kandungan nitrogen tinggi diberikan pada umur 14 dan 21 hst. Sedangakan kandungan phospat, kalium dan mikro tinggi diberikan pada umur 30 dan 60 hst.
6.      Penyakit pada tanaman terung meliputi rebah semai, layu bakteri, layu fosarium, busuk phyptotora, bercak daun dan antraknosa. Hama pada tanaman terung antara lain ulat tanah, ulat grayak, ulat buah, kutu daun, kutu kebul, kembang kuning dan lalat buah.
7.      Buah terung bermanfaat sebagai sumber vitamin, mengurangi resiko seranagn jantung, mencegah aterosklerosis, menurunkan hipertensi, penurun kolesterol dan mencegah diabetes


Saran
Berdasarkan penelitian budidaya dan manfaat terung yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan :
1.      Perlu dilakukan penelitian tentang cara lain budidaya terung.
2.      Perlu dilakukan penelitian tentang cara dan proses pemanfaatan terung.
3.      Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengobatan-pengobatan penyakit lain dengan menggunakan terung.
4.      Dapat menjadi masukan pada masyarakat tentang budidaya dan manfaat terung.





Daftar Pustaka


Haryoto ( 2010),  Kreatif di Seputar Rumah: Menanam Terong di Pot. Bandung: Kanisius.
Rukmana, Ir. Rahmat (2011), Bertanam Terung. Bandung: Kanisius.
http://id.wikipedia.org/wiki/terung. Diakses pada 28 Mei 2013 pukul 16.25
            http://anadoang.blogspot.com /2012/11/budidaya-terong-ungu.html. Diakses pada 28 Mei 2013 puku 17.05.
            http://bagongmendem.blogspot.com/2011/09/laporan-biologi-pengaruh-konsentrasi.html. Diakses pada 29 Mei 2013 pukul 16.15.



















Makalah Holtikultura




 
Budidaya dan Manfaat  









 























Disusun oleh:
ASEP NUROHMAN







SMKN 1 CURUGBITUNG
2014
KATA PENGANTAR


Puji syukur  saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah, rahmat dan hidayahNya, sehingga saya telah dapat menyelesaikan Karya Tulis Sederhana yang berjudul “Budidaya dan Manfaat Terung”.

Karya Tulis Sederhana ini berisikan tentang cara budidaya dan manfaat dari terung. Diharapkan Karya Tulis Sederhana ini dapat memberikan informasi kepada pembacanya tentang cara budidaya beserta manfaat dari terung.

Saya menyadari bahwa Karya Tulis Sederhana ini masih jauh dari kata sempurnaan. Dengan demikian kritik dan saran sangat saya harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan pembuatan karya tulis sederhana di masa mendatang sangat saya harapkan. Walaupun demikian penulis berharap Karya Tulis Sederhana ini dapat berguna bagi penulis dan pembacanya.


Curugbitung, Maret 2014























i
 
 


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR---------------------------------------------------------------- i
DAFTAR ISI------------------------------------------------------------------------- ii

BAB I  PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah---------------------------------------------------------- 1
B.     Rumusan Masalah---------------------------------------------------------------- 1
C    Tujuan Penelitian------------------------------------------------------------------ 2
D     Metode Penelitian----------------------------------------------------------------- 2
E.  Manfaat -------------------------------------------------------------------------- 2

BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A.    Budidaya Terung----------------------------------------------------------------- 3
B.     Manfaat Terung------------------------------------------------------------------ 8

BAB III ENUTUP
A.    Kesimpulan----------------------------------------------------------------------- 9
B.     Saran---------------------------------------------------------------------------- 9

DAFTAR PUSTAKA-------------------------------------------------------------- 10


















ii
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar