BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kebutuhan
pangan di Indonesia
memang cukup besar, salah satunya adalah buah terung yang dikonsumsi sebagai
sayur. Terung sudah cukup populer di Indonesia. Hampir semua kalangan
dari berbagai daerah di Indonesia
mengkonsumsi buah ini. Dari catatan sejarah, daerah/Negara sebagai asal tanaman
terung terletak di Asia, yakni India
dan Birma. Menurut penelitian, sejak ratusan tahun lalu, terung mulanya hanya
tumbuh liar. Namun kemudian setelah diketahui rasanya enak dan bermanfaat
terung kemudian dibudidayakan di daerah tersebut. Di Afrika juga ditemukan plasma nutfah (sumber genetik) tanaman
terung. Salah satunya adalah engkol (solanum
marcrocarpon). Jadi hakikatnya, tanaman terung merupakan tanaman asli
daerah tropis.
Daerah peneyebaran di berbagai
wilayah di Indonesia,
juga menyebabkan penyebutan nama yang berbeda-beda. Tanaman terung di daerah
Sunda dan Madura dikenal dengan nama terong/cokrom.
Sedangkan nama lain ialah encong atau terong (Jawa), trueng (Aceh), tiung (Lampung), roteng(Batak), turung
Ambon), bodong-bodong (Makasar), antibu(Gorontalo) ,kaduwi (Bima/Sumabawa), tuung
atau cuung(Bali), kaumenu(Timor), fofoki(Ternatete), papao
atau turium (Irian Jaya). Sedangkan
di Jepang, terung dikenal dengan nama nashubi,
sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama eggplant atau aubergin.
Sedangkan nama ilmiahnya adalah Solamnum
melongena.
Namun ada tigal hal yang membuat
budidaya terung kurang berkembang. Yakni :
1. Benihnya masih
banyak diimpor dari luar nengeri yang daya kecambahnya kurang dan harganya mahal.
2. Masih ada
beberapa varietas yang kurang tahan panas.
3. Semua varietas
banyak diserang hama
busuk buah
Untuk mengatasinya penulis melakukan
penelitian cara budidaya terung dan pengusahaan perawatan tanaman terung
sehingga menjadi produk yang berkualitas tinggi.
Sementara itu prospek pengembangan
usaha tanaman terung bernilai tinggi, karena selain mempunyai nilai gizi yang
tinggi juga mempunyai nilai yang tinggi pula. Tanaman terung juga dikenal
sebagai tanaman yang banayak menghasilkan (money maker). Pengenbangan budidaya
tanaman terung tentu saja dapat mendukung upaya petani dalam memperoleh hasil
secara ekonomi yang memuaskan, pengembangan argo bisnis, peningkatan gizi
masyarakat, perluasan tenaga kerja, serta peningkatan pendapata Negara dari
pembatasan impor dan memacu pertumbuhan ekspor. Wilayah tropis di Indonesi
merupakan keunggulan komperatif.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana cara
membudidayakan terung?
2. Apa saja manfaat
dari buah terung.
C. Tujuan
Penulisan
Tujuan yang hendak
dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan umum
Dikatahui cara budidaya
tanaman terung serta manfaatnya.
2. Tujuan khusus
Cara mengatasi penyakit
dan hama pada
buah terung.
D. Metode
Penelitian
1. Tenik Pengumpulan
Data
Data dikumpulakn dari
sumber- sumber berupa jurnal, majalah, buku, artikel ilmiah di inrternet, komunikasi
pribadi dari sumber-sumbar lain yang relevan dengan topic yang di bahas. Pada
tahap ini data, fakta dan informasi
dicari dan diidentifikasi. Data diseleksi yang sesuai dengan topic karya tulis
dan dipisahkan dengan yang tidak sesuai. Data yang sesuai dengan topic karya
tulis dipisahkan berdasrakan sub-sub judul dalam keranga.
2. Teknik Pengolah
Data
Data, fakta atau
nformasi yang diperoleh kemudian diolah dengan cara tabulasi untuk data
kuantitatif dan untuk informasi kualitatif dianalisis dengan analisis
deskriptif dalam bentuk teks. Data yang telah diolah kemudian ditafsirkan
dengan menggunakan metode analisis isi.
3. Teknik Analisis
dan Sintetis
Analisis dilakukan
dengan cara membandingkan intisari-intisari sumber bacaan sebagai hasil pengolahan
dan penafsiran data, fakta atau informasi. Pada taap ini, dibandingkan pula
antara data yang tersedia dengan teori-teori yang relevan. Berdasarkan
perbandingan tersebut, maka diungkapkan permasalahan-permasalahan, kelemahan-kelemahan, kelebihan-kelebihan,
atau manfaat-manfaatnya. Permasalahan yang ditemukan itu kemudian di cari
alternatif pemecahannya. Pemecahan
masalah dilakukan dengan cara-cara yang telah ada. Berdasarkan hasil
perbandingan itukemudian diangkat pemecahan masalah yang merupakan kombinasi
dari cara pemecahan masalah yang telah ada. Disisni saya juga mengemukakan
argumentasi untuk mendukung alternatif pemecahan masalah yang saya ungkapakan.
4. Teknik Penarikan
Simpulan
Simpulan dibuat dengan
menggunakan pola pikir yang induktif , yaitu menarik simpulan dari
proposisi-proposisi yang khusus yang digeneralisasikan. Saran atau rekomendasi
dibuat berdasarkan hasil simpulan.
E.
Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan simpulan kepada:
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat
menambah dan meningkatkan wawasan dan kemampuan peneliti serta penerapan
pengetahuan serta cara budidaya dan manfaat terung.
2. Bagi
Peneliti lain
Hasil peneliti in dapat
dijadikan sebagai bahan refrensi untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.
3. Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini dapat
menambah hasih penelitian khusunya penelitian tentang cara budidaya terung dan
memberikan informasi bahwa buah terung tidak hanya enak dikonsumsi tetapi juga
kaya akan manfaat.
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Budidaya
terung
1. Syarat tumbuh tanaman terung
Tanaman terung tumbuh hampir di setiap jenis
tanah dengan kisaran pH 5-6. Tanaman ini memerlukan air yang cukup untuk
menopang pertumbuhannya. Ketinggian tempat yang dapat ditanami tanaman terung C.°-25°antara
1-1200 mdpl dengan suhu optimal 18
2. Persiapan teknis budidaya terung
Derajat keasaman tanah
(pH) perlu diukur untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah
masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pemberian kapur pertanian berfungsi untuk
menetralkan pH tanah (pH 7) atau setidaknya mendekati netral. Pengukuran
bisa dilakukan dengan kertas lakmus, PH meter, atau cairan PH tester.
Pengambilan titik sampel bisa dilakukan dengan cara zigzag
3. Persiapan lahan
Persiapan lahan
meliputi pembajakan dan
penggaruan tanah, Pembuatan bedengan kasar dengan lebar 110-120 cm, tinggi 40-70 cm dan lebar
parit 50-70 cm, pemberian kapur pertanian sebanyak 200 kg/rol mulsa PHP
(Plastik Hitam Perak) untuk tanah dengan pH di bawah 6,5, pemberian pupuk kandang yang sudah difermentasi sebanyak 20 ton/ha
dan pupuk NPK 15-15-15 sebany qak 150 kg/rol mulsa PHP, kemudian
dilakukan pengadukan/pencacakan bedengan agar pupuk yang sudah diberikan
bercampur dengan tanah, persiapan selanjutnya pemasangan mulsa PHP, pembuatan
lubang tanam dengan jarak tanam ideal untuk musim kemarau 60 cm x 60 cm
sedangkan untuk musim penghujan bisa diperlebar 70 cm x 60 cm dan kemudian
dilakukan pemasangan ajir.
4. Persiapan pembibitan dan penanaman
Pada persiapan pembibitan
dibutuhkan rumah atau sungkup pembibitan untuk melindungi bibit yang masih
muda. Kemudian menyediakan media semai dengan komposisi 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, dan 150 g NPK halus. Media campuran dimasukkan
ke dalam polibag semai. kemudian benih disemaikan pada polibag. Untuk
mempercepat perkecambahan benih p ermukaan
media ditutup dengan kain goni (bisa juga menggunakan mulsa PHP) dan dijaga
dalam keadaan lembab.
Pembukaan penutup
permukaan media semai dilakukan apabila benih sudah berkecambah, baru kemudian
benih disungkup menggunakan plastik transparan. Pembukaan sungkup dimulai pada
jam 07.00 - 09.00, dan dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang tanam
sungkup harus dibuka secara penuh untuk penguatan tanaman. Penyiraman jangan
terlalu basah dan dilakukan setiap pagi. Penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif simoksanil
dan insektisida berbahan aktif imidakloprid
pada umur 15 hss (hari setelah semai) dengan dosis ½ dari dosis terendah. Bibit
yang sudah memiliki 4 helai daun sejati siap untuk pindah tanam ke lahan
5. Penyulaman
Penyulaman
dilakukan sampai dengan umur tanaman 2 minggu. Tanaman yang sudah terlalu tua
apabila masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam. Dan akan
berpengaruh terhadap pengendalian hama
penyakit.
6. Perempelan dan pengikatan tanaman
Perempelan tunas samping pada tanaman terong dilakukan sampai dengan pembentukan cabang,
baik pada cabang utama, cabang kedua, ketiga dan seterusnya di atas cabang
utama. Jadi di atas cabang utama, cabang yang dipelihara adalah cabang-cabang
produktif, dimana cabang-cabang produktif ini selalu diikuti dengan munculnya
bunga. Perempelan tunas samping dilakukan pada semua tunas yang keluar di
ketiak daun, baik di bawah cabang utama maupun di bawah cabang-cabang
produktif. Perempelan tunas di bawah cabang utama bertujuan untuk memacu
pertumbuhan vegetatif tanaman agar tanaman tumbuh kekar, disamping itu juga
menjaga kelembaban pada saat tanaman sudah dewasa, sedangkan perempelan tunas
dibawah cabang-cabang produktif bertujuan untuk menjaga kelembaban tanaman dan
mengoptimalkan produksi.
Perempelan daun di
bawah cabang utama dilakukan pada saat tajuk tanaman telah menutupi seluruh
daun bagian bawah, pada saat ini daun sudah tidak berfungsi secara optimal,
justru sangat disenangi hama
dan penyakit tanaman. Perempelan pada daun juga dilakukan bagi daun
tua/terserang penyakit.
7. Sanitasi lahan dan pengairan
Sanitasi lahan pada budidaya terong meliputi : pengendalian gulma atau rumput,
pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak muncul genangan, perempelan
daun dan pencabutan tanaman yang terserang hama penyakit.
Pengairan diberikan
secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban seminggu sekali jika tidak
turun hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya 1/3
dari tinggi bedengan.
8. Pemupukan susulan
Pupuk yang digunakan pada pemupukan susulan meliputi pupuk akar dan pupuk daun. Pupuk akar diberikan dengan cara pengocoran yaitu saat tanaman
berumur 15 hst dan 30 hst berikan 3kg NPK 15-15-15 kemudian larutkan dalam
200lt air, larutan ini dapat digunakan untuk 1000 tanaman dan
masing-masing tanaman diberikan 200ml. Pada umur 45 hst dosisnya 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt
air, untuk 1000 tanaman dan masing-masing tanaman diberikan 200ml.
Sedangkan pada umur 60 hst dan 75 hst, dosisnya 5kg NPK 15-15-15
dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman dan tiap tanaman 200ml.
Pupuk daun dengan kandungan Nitrogen
tinggi diberikan pada umur 14 hst dan 21 hst. Sedangkan kandungan Phospat,
Kalium dan mikro tinggi diberikan umur 30 hst dan 60 hst.
9.
Penyakit
pada tanaman terung
a.
Rebah Semai
Rebah semai biasa menyerang tanaman terong pada fase pembibitan.
Cara pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam
fosfit, atau dimetomorf dengan dosis ½ dari dosis terendah yang tertera pada
kemasan.
b.
Layu bakteri
Penyakit ini sering menggagalkan tanaman, Serangannya disebabkan oleh
bakteri. Upaya pengendalian yang dapat
dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman yang
terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan secara kimiawi
menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik,
validamisin, atau oksitetrasiklin dengan dosis sesuai pada kemasan.
c.
Layu fusarium
Gejala
yang ditimbulkan oleh layu fusarium hampir sama dengan layu bakteri, yang
membedakan hanyalah penyebabnya. Layu fusarium disebabkan oleh serangan jamur. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan
meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman yang terserang, melakukan
penggiliran tanaman serta penyemprotan secara kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil atau propamokarb
hidroklorida dengan dosis sesuai pada kemasan.
d.
Busuk Phytoptora
Busuk phytopthora menyerang semua bagian tanaman. Batang yang terserang
ditandai dengan bercak coklat kehitaman dan kebasah-basahan. Serangan serius
menyebabkan tanaman layu. Daun terong yang terserang seperti tersiram air
panas. Sedangan serangan pada buah ditandai dengan bercak kebasah-basahan yang
menjadi coklat kehitaman dan lunak. Pengendalian secara kimiawi
menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan
adalah metalaksil, propamokarb hidroklorida, simoksanil, atau dimetomorf dan fungisida kontak berbahan aktif
tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram.
e.
Bercak daun
Penyakit ini disebabkan
oleh serangan bakteri, berkembang pesat terutama pada musim hujan. Serangan
ditandai dengan adanya bercak putih dan bersudut karena dibatasi tulang daun.
Kemudian bercak berubah menjadi cokelat kelabu serta bagian bawah daun
mengeluarkan cairan, akhirnya daun mengering. Pengendaliannya menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik,
validamisin, atau oksitetrasiklin, atau dari golongan anorganik seperti
tembaga. Dosis sesuai pada kemasan.
f.
Antraknosa
Antraknosa sering juga diistilahkan dengan nama patek. Penyakit ini
menyerang semua bagian tanaman yang ditandai dengan adanya bercak agak bulat
berwarna cokelat muda, lalu berubah menjadi cokelat tua sampai kehitaman.
Semakin lama bercak melebar dan menyatu akhirnya daun mengering. Gejala lain
adalah bercak bulat memanjang berwarna kuning atau cokelat. Buah yang terserang
akan nampak bercak agak bulat dan berlekuk berwarna cokelat tua, disini
cendawan akan membentuk massa
spora berwarna merah jambu. Pengendalian secara kimiawi
menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan
adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol,
dan fungisida kontak berbahan aktif
klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.
10. Hama pada tanaman terung
a.
Ulat tanah
Hama jenis ini menyerang tanaman pada malam hari, sedangkan
pada siang harinya bersembunyi di dalam tanah atau di balik mulsa PHP. Ulat
tanah menyerang batang tanaman yang masih muda dengan cara memotongnya,
sehingga sering dinamakan juga ulat pemotong. Cara pengendaliannya adalah dengan
pemberian insektisida berbahan aktif
karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam
b.
Ulat grayak
Ulat grayak menyerang daun tanaman bersama-sama dalam jumlah yang sangat
banyak, ulat ini biasanya menyerang di malam hari. Pengendalian yang dapat dilakukan
adalah dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin,
deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau
dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.
c.
Ulat buah
Ulat menyerang terong dengan cara mengebor buah sambil memakannya. Buah yang
terserang akhirnya berlubang. Pengendaliannya dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif
sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida,
atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.
d.
Kutu daun
Kutu daun mengisap cairan tanaman terutama pada daun yang masih muda,
kotoran dari kutu ini berasa manis sehingga menggundang semut. Daun yang
terserang mengalami klorosis (kuning), menggulung dan mengeriting, akhirnya
tanaman menjadi kerdil. Pengendaliannya dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif
abamektin, imidakloprid, tiametoksam, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin,
atau lamdasihalotrin dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.
e.
Kutu kebul
Hama ini berwarna putih, bersayap dan tubuhnya diselimuti
serbuk putih seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun
sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak. Pengendalian hama ini dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif
abamektin, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau
lamdasihalotrin dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.
f.
Kumbang kuning
Tanaman terong menjadi inang dari
kumbang ini, kumbang berwarna kuning dengan seluruh tubuh diselimuti seperti
duri. Pengendaliannya dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif
sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida,
atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan
g.
Lalat buah
Lalat buah menyerang buah terong dengan cara menyuntikkan
telurnya ke dalam buah, kemudian telur berubah menjadi larva, telur-telur
inilah yang akhirnya menggerogoti buah terong sehingga buah menjadi
busuk. Pengendalian lalat buah dapat
menggunakan perangkap lalat (sexpheromone), caranya : metil eugenol dimasukkan
pada botol aqua yang diikatkan pada bambu dengan posisi horisontal, atau dapat
pula menggunakan buah-buahan yang aromanya disukai lalat (misal nangka, timun)
kemudian dicampur insektisida berbahan aktif
metomil. Selain itu juga dapat dilakukan penyemprotan menggunakan insektisida berbahan aktif
sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida,
atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.
11. Panen dan Pasca Panen
a.
Panen
Panen adalah upaya untuk memisahkan bagian tanaman yang memiliki nilai
ekonomi dari tanaman induknya.
Waktu panen sangat ditentukan oleh:
Ø Jenis / varietas tanaman terong
Ø Hari tanam / hari berbunga
Ø Kondisi lingkungan selama musim tanam.
Adapun cara panen dilakukan secara manual yaitu dengan memotong tangkai
buah dengan pisau atau gunting. Cara panen ini merupakan metode yang terbaik
bila dipandang dari sudut kualitas buah, karna:
-
Hanya buah yang memenuhi
kriteria panen yang boleh dipetik,
-
Penanganan buah dapat lebih
terkendali karna buah ditngani satu per satu mulai dari pemetikan sampai dimasukkan
dalam keranjang penampungan.
b. Pasca panen
Tanaman terong merupakan sayuran yang bersifat tidak tahan lama, cepat
rusak dancepat busuk. Oleh karna itu buah terong yang selesai dipanen harus ada
perlakuan atau penanganan lepas panen agar buah terong tetap dalam keadaan
segar dan baik.
Dalam penanganan lepas panen ada beberapa hal yang harus dikerjakan
diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Sortasi
Sortasi adalah melakukan pemisahan buah, antara buah yang termasuk kualitas
baik dan kualitas kurang baik. Karna semua terong yang telah dipanen tidak
semua layak untuk dipanen.
2.
Grading
Grading adalah pemisahan buah yang didasari oleh kriteria-kriteria
diantaranya adalah besar kecilnya buah, panjang, bentuk warna, bentuk warna dan
kesegaran buah.
3.
Pembersihan
Pembersihan buah dalam penanganan lepas panen merupakan kegiatan yang harus
dilakukan, karna pembersihan adalah salah satu usaha untuk menghindari adanya
kontaminasi bahan-bahan kimia yang menempel pada buah tersebut.
4.
Pengemasan
Pengemasan salah satu cara untuk mengawetkan dan melindungi buah terong
tersebut dari kebusukan dan kerusakan akibat dari pengankutan.
5.
Pengankutan
Pengankutan tanaman terong biasanya menggunakan alat pengankutan.
Pengankutan biasa digunakan adalah kendaraan yang mampu membawa terong dengan
kecepatan yang tinggi, hal ini untuk menghindari penurunan mutu buah
akibat dari penundaan yang lama.
6.
Pemasaran
Pemasaran hasil merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dari kegiatang
dari kegiatan bercocok tanam terong. Karna kegiatan ini menentukan keberhasilan
atau tidaknya bercocok tanam.
B.
Manfaat terung
1. Sumber vitamin
Terong
mengandung Vit B, termasuk Vit B1, B3 dan B6 yang membantu tubuh anda mengubah
karbohidrat menjadi energi yang dapat membantu menghancurkan lemak dan protein.
2.
Mengurangi resiko serangan jantung
Serat yang terkandung
dalam terung mampu mengurangi resiko terserang penyakit jantung. Selain itu,
kandungan beta karoten dan antioksidan juga merupakan kandungan yang mampu mencegah
serangan jantung secara tiba-tiba.
3.Mencegah Aterosklerosis
Menurut
salah satu ilmuan yang melakukan percobaan pada kelinci, bahwa kelinci yang
diberi terung secara terus menerus terbukti dapat menurunkan lemak pada
pembuluh arteri mereka sehingga dapat terhindar dari resiko Aterosklerosis.
4.Menurunkan Hipertensi
Terung
memiliki kadar atu jumlah kalium yang cukup tinggi yaitu sekitar
217mg/100gram.kandungan kalium yang cukup tinggi ini efektif mencegah
hipertensi.
5.Penurun Kolesterol
Terung
membantu membatasi kandungan lemak dan kolesterol pada tubuh serta menjaga gula
darah agar tetap normal.
6.Mencegah Diabetes
Ekstra
terung dapat menghambat enzim yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2 dengan
mengontrol penyerapan glukosa da menurunkan tekanan darah yang dapat
menyebabkan Diabetes.
BAB IV
PENUTUP KESIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian tentang budidaya dan manfaat terung dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Tanaman terung
dapat tumbuh disetiap jenis tanah dengan ketinggian tempat 1-1200mbpl dengan
suhu optimal C°-25°18
dan derajat keasaman (Ph) 5-6.
2. Lahan yang akan
ditanami perlu dipersiapkan dengan pembajakan dan pengairan dan penggaruan
serta pembuatan bedengan kasar dan
pemberian kapur pertanian untuk penyesuaian Ph tanah. Selajutnya pemasangan
mulsa PHP dan pembuatan lubang tanaman.
3. Persiapan
pembibitan membutuhkan media semai yang dimasukkan dalam polibag untuk
mempecepat perkecambahan benih, permukaan benih ditutup dengan mulsa PHP.
Setelah berkecamabah, benih disungkup menggunakan plastic transparan. Benih
perlu disemprot dengan fungisida berbahan aktiv inidakloprid pada umur 15
hss.bibit yang sudah memiliki 4 daun
siap dipindah kelahan.
4. Penyulaman
dilakukan samapai dengan umur tanaman 2 minggu. Perempelan unas dilakukan
sampai dengan pembentukan cabang. Cabang yang dipelihara adalah cabang
produktif.
5. Sanitasi lahan
meliputi pengendalian rumput dan air. Pengairan dilakukan seminggu sekali.
Pemupukan meliputi pupuk akar dan pupuk daun.pupuk akar dilakukan pada umur
15,30,45,60 dan 75 hst. Pupuk daun dengan kandungan nitrogen tinggi diberikan
pada umur 14 dan 21 hst. Sedangakan kandungan phospat, kalium dan mikro tinggi
diberikan pada umur 30 dan 60 hst.
6. Penyakit pada
tanaman terung meliputi rebah semai, layu bakteri, layu fosarium, busuk
phyptotora, bercak daun dan antraknosa. Hama
pada tanaman terung antara lain ulat tanah, ulat grayak, ulat buah, kutu daun,
kutu kebul, kembang kuning dan lalat buah.
7. Buah terung
bermanfaat sebagai sumber vitamin, mengurangi resiko seranagn jantung, mencegah
aterosklerosis, menurunkan hipertensi, penurun kolesterol dan mencegah diabetes
Saran
Berdasarkan
penelitian budidaya dan manfaat terung yang telah dilakukan, maka penulis
menyarankan :
1. Perlu dilakukan
penelitian tentang cara lain budidaya terung.
2. Perlu dilakukan
penelitian tentang cara dan proses pemanfaatan terung.
3. Perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut mengenai pengobatan-pengobatan penyakit lain dengan
menggunakan terung.
4. Dapat menjadi
masukan pada masyarakat tentang budidaya dan manfaat terung.
Daftar Pustaka
Haryoto ( 2010), Kreatif di Seputar Rumah: Menanam Terong di
Pot. Bandung:
Kanisius.
Rukmana, Ir. Rahmat (2011), Bertanam Terung. Bandung: Kanisius.
http://id.wikipedia.org/wiki/terung.
Diakses pada 28 Mei 2013 pukul 16.25
http://wolipop.detik.com/read/2012/10/04/143036/2054583/1136/menjaga-kesehatan-ginjal-jantung-dengan-sajian-terung)
. Diakses pada 28 Mei 2013 pukul 16:45.
http://tipspetani.blogspot.com/2010/04/cara-menanam-terong.html.
Diakses pada 28 Mei 2013 pukul 16:50.
http://anadoang.blogspot.com
/2012/11/budidaya-terong-ungu.html. Diakses pada 28 Mei 2013 puku 17.05.
http://bagongmendem.blogspot.com/2011/09/laporan-biologi-pengaruh-konsentrasi.html.
Diakses pada 29 Mei 2013 pukul 16.15.
Disusun oleh:
ASEP
NUROHMAN
SMKN 1
CURUGBITUNG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah, rahmat dan hidayahNya,
sehingga saya telah dapat menyelesaikan Karya Tulis Sederhana yang berjudul
“Budidaya dan Manfaat Terung”.
Karya Tulis Sederhana ini berisikan tentang cara budidaya dan manfaat
dari terung. Diharapkan Karya Tulis Sederhana ini dapat memberikan informasi
kepada pembacanya tentang cara budidaya beserta manfaat dari terung.
Saya menyadari bahwa Karya Tulis Sederhana ini masih jauh
dari kata sempurnaan. Dengan demikian kritik dan saran sangat saya harapkan
demi perbaikan dan kesempurnaan pembuatan karya tulis sederhana di masa
mendatang sangat saya harapkan. Walaupun demikian penulis berharap Karya Tulis
Sederhana ini dapat berguna bagi penulis dan pembacanya.
Curugbitung, Maret 2014
|
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR---------------------------------------------------------------- i
DAFTAR
ISI------------------------------------------------------------------------- ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah---------------------------------------------------------- 1
B. Rumusan
Masalah---------------------------------------------------------------- 1
C Tujuan
Penelitian------------------------------------------------------------------ 2
D Metode
Penelitian----------------------------------------------------------------- 2
E. Manfaat -------------------------------------------------------------------------- 2
BAB
II ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Budidaya
Terung----------------------------------------------------------------- 3
B. Manfaat
Terung------------------------------------------------------------------ 8
BAB
III ENUTUP
A. Kesimpulan----------------------------------------------------------------------- 9
B. Saran---------------------------------------------------------------------------- 9
DAFTAR
PUSTAKA-------------------------------------------------------------- 10
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar