Seni Lukis Batik
Sejarah Lukisan Batik
Seni lukis batik berawal dari
seni batik yang sudah amat tua usianya. Tidak ada seorangpun yang tahu pasti
kapan dan di mana orang mulai menggunakan malam atau paraffin atau bahkan
lumpur untuk menutup pori-pori kain yang menjadikannya tidak terkena warna pada
waktu kain dicelupkan ke dalamnya. Walaupun asal dan riwayatnya kurang jelas,
tetapi jelas bahwa sudah sejak lama seni batik sangat erat hubungannya dengan
masyarakat Indonesia.
Agama Buda, Hindu dan Islam berpengaruh banyak pada perkembangan seni batik
khususnya dalam hal perkembangan motif. Misal motif bunga dan daun teratai
adalah pengaruh Buda dan Hindu, sedang motif-motif geometris, tumbuhan adalah
pengaruh Islam.
Pada pertengahan abad XIX ada penemuan baru yang
membawa perubahan besar dalam dunia batik yaitu diketemukannya “cap” untuk
mempercepat pembuatan batik. Adanya batik cap ini menimbulkan terdapatnya dua
jenis batik yang dapat dikatakan menjadi batik seni dan disain batik. Ada batik tulis yang
sepenuhnya dibuat tangan manusia mengejar keindahan dan kehalusan sehingga
menuntut untuk disebut seni dan ada batik cap yang berkiblat pada kecepatan
produksi sehingga banyak pekerjaan produksi yang diserahkan kepada mesin. Dalam
perkembangannya batik tidak hanya untuk berkain tetapi juga untuk kemeja, rok
bahkan alas meja, bungkus album dan lain-lain. Perubahan fungsi ini membuat
batik makin berkibar bahkan sampai luar negeri.
Kelahiran seni lukis batik sendiri yaitu penggunaan
teknik batik untuk medium ekspresi mengalami jatuh bangun. Ada yang mengatakan bahwa seni lukis batik
adalah seni lukis yang menggunakan teknik batik, yaitu teknik dua dimensional
yang dalam mendapatkan bentuk atau warna dilakukan dengan jalan menutup dengan
lilin bagian-bagian yang tidak dikehendaki terkena warna dan kemudian
mencelupkan ke dalam warna yang dikehendaki atau dapat disingkat dengan seni
lukis dengan teknik tutup-celup. Ada
juga yang mengartikan seni lukis batik adalah seni lukis yang menggunakan
motif-motif batik sebagai unsur-unsur bentuknya atau dengan kata lain seni
lukis batik adalah komposisi baru dari motif-motif batik seperti lar, parang,
jlamprang dan lain-lain.
Teknik Gambar Batikan
Pada prinsipnya gambar batikan adalah gambar
kerajinan yang dikerjakan seperti dalam pembuatan kain batik, yaitu dengan
membuat pola-pola hias dengan bahan yang tidak tertembus pewarna, tentunya
dalam pembuatan batik lukis juga menggunakan pola-pola hias seperti pembuatan batik tulis.
Karena itu dalam pembuatan gambar batikan ini juga digunakan berbagai bahan
yang tidak sama sifat-sifatnya untuk menggambar pola dan untuk mewarna secara
dipadukan atau dicampur, dalam istilah asingnya disebut mixed media. bahan yang
digunakan ialah: lilin lampu, pastel, dan cat air. Cara mengerjakan gambar
batikan:
- Pertama kali membuat goresan-goresan motif pada kertas gambar dengan menggunakan lilin lampu. goresan-goresan ini dapat dikombinasikan dengan goresan berwarna menggunakan pastel. sebaiknya goresan ini dengan warna muda atau warna cemerlang.
- Kertas yang telah digambari motif atau pola-pola tadi kemudian dilabur atau dikuas dengan cat air warna tua atau pekat. karena goresan lilin dan pastel tidak ditembus cat air, maka warna asli pastel dan warna putih lilin muncul diatas warna-warna cat air, jika kain ingin diberi warna, dan kemudian langsung dilukis sesuai dengan keinginan motifnya dan juga mengikuti jalur-jalur pola yang sudah dibuat.
- Hasil gambar yang menyerupai kain batik ini kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan.
Jika anak-anak maupun masyarakat
Indonesia
dilatih dengan kegiatan semacam ini, mereka akan mampu lebih lancar bekerja,
dan akan mampu membuat variasi-variasi motif batik
dan warna-warnanya.
Teknik membuat Batik Lukis
Begitu pula cara melukiskan batik dalam kain, berikut
langkah sederhana dalam membuat batik lukis/ lukisan batik:
- Sketsa, Selembar kain putih di buat sketsa lukisan menggunakan pensil sesuai keinginan. Motif yang digunakan bisa bebas sesuai ekspresi, misalnya pemandangan, abstrak, wayang, dan lain-lain.
- Pencantingan, Kain putih yang sudah selesai di buat sketsa, kemudian mulai dilakukan pencantingan. Selain dengan media canting, bisa digunakan media kuas, pelepah pisang, sapu lidi, kapas, dll untuk melukis tergantung ekspresi pelukis.
- Pewarnaan, Pewarnaan bisa dilakukan dengan proses pencelupan dan colet. Atau bisa dengan penggabungan kedua proses ini. Pewarnaan sintetis umumnya menggunakan naphtol, indigosol dan remazol. Tiap-tiap pewarna sintetis mempunyai pengunci tersendiri, gunanya untuk mengunci warna agar tidak mudah luntur nantinya. Misalnya remazol, penguncinya adalah dengan waterglass, kemudaian Proses ke-2 dan 3 bisa dilakukan berulang-ulang.
- Pelorotan, Setelah kain selesai dimalam dan diwarna juga di kunci, kain dimasukkan ke dalam air mendidih sebagai proses penghilangan malam. Setelah kain dikeringkan, maka jadilah sebuah lukisan batik yang indah.
Bahan dan Alat
a. Sehelai kain putih
Pada awal kemunculannya, kain yang digunakan
sebagai bahan batik adalah kain hasil tenunan sendiri. Kain putih import baru
dikenal sekitar abad ke-19. sekarang ini anda dapat dengan mudah mendapatkan
kain putih dengan harga terjangkau. Jenis kain yang dapat digunakan pun
beraneka ragam, dari jenis kain mori sampai jenis sutera. Ukuran pun tidak
harus lebar, cukup dengan ukuran kecil.
b. Canting
Canting berfungsi semacam pena, yang diisi lilin
malam cair sebagai tintanya. Bentuk canting beraneka ragam, dari yan berujun
satu hingga beberapa ujung. Canting yang memiliki beberapa ujung berfungsi
untuk membuat titik dalam sekali sentuhan. Sedangkan canting yang berujung satu
berfungsi untuk membuat garis, lekukan dan sebagainya. Canting terdiri dari
tiga bagian. Pegangan canting terbuat dari bamboo. Terdapat mangkuk sebagai
tempat lilin malam, serta ujung yang berlubangsebagai ujung pena tempat
keluarnya lilin malam.
c. Lilin malam dan pemanas
Sebelum digunakan, lillin malam harus dicairkan
terlebih dahulu dengan cara dipanaskan di atas kompor atau pemanas lain. Lilin
malam dalam proses pembuatan batik tulis berfungsi untuk menahan warna agar
tidak masuk ke dalam serat kain di bagian yang tidak dikehendaki. Sedangkan
bagian yang akan diwarnai dibiarkan tidak ditutupi lilin.
d. Pewarna batik
Pewarna batik yang digunakan setiap daerah
berbeda-beda. Pewarna tersebut berasal dari bahan-bahan yang terdapat di daerah
tersebut. Di Kebumen misalnya,pewarna batik yang digunakan adalah pohon tom,
pohon pace dan mengkudu yang memberi warna merah kesemuan kuning. Di Tegal
digunakan pace atau mengkudu, nila, dan soga kayu.
Search: alat dan bahan membatik,
alat dan bahan pembuatan batik, alat dan bahan untuk membatik, bahan bahan
membatik, alat dan bahan batik, Bahan dan alat untuk membatik, bahan2 untuk
membatik, alat dan bahan untuk membuat batik, kerajinan ngebatik dan teknik
pembuatan, bahan yang digunakan untuk membatik.
Disusun oleh:
v
Renda
Amelia
v
Rusnadi
SMP NEGERI 2 JASINGA
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar